January 18, 2014

Call Her Iris

+ No comment yet
She is black. She is white. She is red. She is beautiful yet strong. She is calm yet loves to roam. She is me. And she is mine.
***

Saya pertama naksir dia lewat sebuah perkenalan yang tak terduga. Sebelum bertemu dia, saya masih bingung karena masih terlalu banyak pilihan. Hingga akhirnya, suatu hari saya melihat fotonya di laptop teman saya. Awalnya saya cuek hingga akhirnya saya meminta teman saya untuk melihat kembali fotonya saat masih berduaan dengan yang lain. Tak tahan, saya pinjam laptop tadi dan menyingkirkan pengganggu yang ada di sebelahnya sehingga kini hanya tersisa ia dan keanggunannya. Ya, saya jatuh cinta padanya pada pandangan pertama... atau kedua, dan saat itu juga saya berjanji pada diri saya sendiri bahwa saya harus bisa memilikinya dan dia harus bisa jadi milik saya. Seorang.

Bersambung.




Oke, ini bukan novel teenlit. Ini hanyalah kisah cinta saya dan Iris. Siapa Iris? Dia adalah anugrah terindah untuk saya. Oke ngaco, but true.
Iris adalah nama yang saya berikan untuknya, tanpa pikir panjang pula. Nama itu saya ambil dari nama-nama dewi di mitologi Yunani. Iris bisa berarti iris mata yang indah dan bening, atau juga iris pelangi, uap udara yang jatuh dan berpendar mengeluarkan bermacam warna-warni indah bak pelangi—oke itu memang pelangi. Dan, kenapa warna Iris hanya hitam kelam dengan sedikit corak putih dan warna lain? Beats me. Even so, she is beautiful.
Tujuh Desember 2012 yang lalu adalah awal perkenalan dan pertemuan kami setelah beberapa hari sebelumnya saya pedekate dengannya dibantu oleh teman saya, siapa lagi, Bang Markopolo Bolo-Bolo (Ohya, lupa mengenalkannya lagi. Nanti. Ya. Nanti.) Jadilah setahun lebih kami telah bersama.
Anda masih mengira ini novel teenlit yang lovey-dovey? Go to your mommy! NOW!
Dan tepat 1 bulan 10 hari kemudian, saya bawa dia pulang ke rumah dan kenalkan dia dengan keluarga saya. Yes, I have been wrote that one. Go here.
Memang spesifikasinya masih standar saja, hampir sama seperti saat ia pertama kali keluar dari etalase dan saya ajak pulang berdua.. dengan Bang Marko. Tak banyak perubahan yang saya lakukan hanya mengganti seatpost yang bengkok tanpa sebab, menambah bottle holder sepuluhribuan beserta botolnya, memasang dock handphone dan saddle bag yang tak lagi saya pakai, mencopot dua mata kucing di kedua roda plus reflector depan  dan menggantinya dengan senter 5 LED yang sekarang sudah rusak dan saya ganti lagi dengan senter polisi, menambahkan cyclocomputer yang juga sudah tidak berfungsi dengan baik dan saya ganti lagi dengan produk yang sama, memasang beberapa stiker di bodinya, dan mengganti spoke(s) ban belakang yang patah dua atau tiga atau lima kali. Tidak banyak, kan? *mlipirngepit*
Buat anda yang masih mengira ini novel teenlit, ini saya kasih bonus berupa foto-foto seksi dan menggoda Iris untuk meluruskan imajinasi anda. Jika anda masih mengira ini novel teenlit, get a bike and write your own!

Bike and beach, Parangtritis / 10 Feb '13
Superb view from Mangunan! / 12 Mar '13
Candi Ijo part 1 w/ @bang_Marco / 13 Apr '13

Di bawah kaki langit, Museum Gunung Merapi / 5 Mei '13
Candi Ijo part 2 dengan kembaran Iris milik @pulverulenta / 18 Mei '13

Suatu pagi di parkiran kampus Ungu / 20 Jun '13


Tato, eh stiker baru / 27 Sept '13

Berburu senja di Candi Abang / 19 Okt '13

Dan tidak lengkap rasanya jika belum berfoto dengan latar Tugu / 18 Nov '13

Dan nampaknya, saya ingin membawanya pulang lagi diliburan kali ini, seperti foto di bawah ini. 

One more time, one more chance / 17 Jan '13, Perbatasan DIY-Jateng


Semoga.
#bumikelangit

Post a Comment