Selamat malam, apa kabar anda sekalian? Akhirnya, penghujung UAS
tiba juga. Tak sabar rasanya ingin segera merasakan liburan. Tapi sebelum itu
semua, saya masih punya tanggungan besar. Tapi tak apalah, jalani dengan bibir
senyum, hati senang dan biarkan mengalir seperti air. Seperti kisah berikut,
kisah antara air dan besi. Siapa yang lebih hebat?
Ada dua benda yang bersahabat karib
yaitu besi dan air. Besi seringkali berbangga akan dirinya sendiri. Ia sering
menyombong kepada sahabatnya : "Lihat ini aku, kuat dan keras. Aku
tidak seperti kamu yang lemah dan lunak" Air hanya diam saja mendengar
tingkah sahabatnya.
Suatu hari besi menantang air berlomba untuk menembus suatu gua
dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana . Aturannya : "Barang
siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan
menang" Besi dan air pun mulai berlomba : Rintangan pertama mereka ialah
mereka harus melalui penjaga gua itu yaitu batu-batu yang keras dan tajam. Besi
mulai menunjukkan kekuatannya, Ia menabrakkan dirinya ke batu-batuan itu.Tetapi
karena kekerasannya batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya dan besipun
banyak terluka di sana sini karena melawan batu-batuan itu.
Air melakukan tugasnya ia menetes sedikit demi sedikit untuk
melawan bebatuan itu, ia lembut mengikis bebatuan itu sehingga bebatuan lainnya
tidak terganggu dan tidak menyadarinya, ia hanya melubangi seperlunya saja
untuk lewat tetapi tidak merusak lainnya.
Score air dan besi 1 : 0 untuk rintangan ini. Rintangan kedua
mereka ialah mereka harus melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar
gua. Besi merasakan kekuatannya, ia mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat
dan ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu. Tetapi celah-celah itu
ternyata cukup sulit untuk ditembus, semakin keras ia berputar memang celah itu
semakin hancur tetapi iapun juga semakin terluka.
Air dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah
itu. Ia mengalir santai dan karena bentuknya yang bisa berubah ia bisa dengan
leluasa tanpa terluka mengalir melalui celah-celah itu dan tiba dengan cepat
didasar gua. Score air dan besi 2 : 0.
Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati suatu lembah
dan tiba di luar gua besi kesulitan mengatasi rintangan ini, ia tidak tahu
harus berbuat apa, akhirnya ia berkata kepada air : "Score kita 2 : 0, aku
akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini
!"
Airpun segera menggenang sebenarnya ia pun kesulitan mengatasi
rintangan ini,tetapi kemudian ia membiarkan sang matahari membantunya untuk
menguap.
Ia terbang dengan ringan menjadi awan, kemudian ia meminta bantuan
angin untuk meniupnya kesebarang dan mengembunkannya. Maka air turun sebagai
hujan. Air menang telak atas besi dengan score 3 : 0.
Jadi, dari kisah air dan besi tadi,
bisa diambil kesimpulan:
Jadikanlah hidupmu seperti air. Ia dapat memperoleh sesuatu dengan
kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan karena dengan sedikit demi sedikit
ia bergerak tetapi ia dapat menembus bebatuan yang keras. Ingat hati seseorang
hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih bukan dengan paksaan dan
kekerasan.
Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya menimbulkan keinginan untuk membela diri.
Air selalu merubah bentuknya sesuai dengan lingkungannya, ia flexibel
dan tidak kaku karena itu ia dapat diterima oleh lingkungannya dan tidak ada
yang bertentangan dengan dia. Air tidak putus asa, Ia tetap mengalir meskipun
melalui celah terkecil sekalipun. Ia tidak putus asa. Dan sekalipun air
mengalami suatu kemustahilan untuk mengatasi masalahnya, padanya masih
dikaruniakan kemampuan untuk merubah diri menjadi uap.
Sekian, semoga kita bisa memetik pesan dibalik kisah air dan
besi diatas. Salam hangat dan selamat malam.
#BumiKeLangit