August 11, 2011

Sepasang Kaos Kaki Hitam

+ 2 comments
Berawal dari malam minggu, eh sabtu malam sepi, maklum saya jomblo tidak mempunyai kegiatan lain di luar rumah sehingga terpaksanya hanya berdiam diri di rumah. Nah, akhirnya saya kencan saja dengan laptop saya.

Buka laptop, wvdial dan terkoneklah dengan internet. Buka Chrome, buka Facebook, tidak ada notifikasi, bosan. Ganti! Buka new tab, buka Blogger, masuk dashboard, tidak ada ide menulis, close tab. Buka TweetDeck, mention sepi, akhirnya dongkol sendiri :nohope:


Akhirnya mainlah saya ke Kaskus, biasa lah.. buka Lounge, kejar posting kekekek. Bosan di Lounge, akhirnya mencari forum lain. Iseng buka SFTH, dan lalu akhirnya ketemu judul di atas. Ya, Sepasang Kaos Kaki Hitam (SK2H) adalah postingan yang ingin saya bagi sekarang.

black-socks-black-black_400.jpg (400×600)
Ilustrasi
Awalnya saya hanya iseng membacanya, maklumlah, saya kadang malas membaca. Jikapun sedang ingin, itu karena ada tambahan gambar/ilustrasinya. Hehehe. Berawal dari keisengan, akhirnya saya malah jadi kecanduan dengan cerita ini. Saya akui, ceritanya memang menarik, bahasanya mudah dicerna, dan membuat kita berimajinasi tentang sosok yang diceritakan oleh Om Ari, TS dari SK2H ini. 

Sosok yang saya maksud di sini adalah sosok Mevally atau yang biasa dipanggil Meva. Jujur saja, saya juga penasaran dengan sosok Meva ini. Saya ingin menjelaskan alasannya, tetapi sangat sulit dijelaskan dengan kata kata. Sebagian Kaskuser yang menjadi pembaca setia juga merasa penasaran dan ingin mengetahui foto si Mevally ini. Mungkin lebih baik anda membaca sendiri, dan anda akan tahu alasan dibalik rasa penasaran saya dan pembaca setia SK2H :)

Bagi anda yang suka membaca dan penasaran dengan cerita SK2H ini, silahkan kunjungi link ini. Lumayan lah, ada 115 part dengan 5 bagian tambahan serta 4 epilog. 

Ada beberapa hal yang saya dapatkan setelah selesai membaca keseluruhan cerita ini. Di antaranya:

1. Kita hidup bagaikan sebuah pion catur, apalagi saya yang baru saja lulus SMA dan baru saja memulai langkah untuk kuliah, untuk masa depan saya. Jika diandaikan, kita adalah pion prajurit, yang maju sekotak demi sekotak. 

chess.jpg (411×486)
Pion catur
Seiring berjalannya waktu, kita bukanlah lagi seorang prajurit, sedikit demi sedikit, semakin jauh kita melaju, mungkin saja kita sudah menjadi "menteri" atau bahkan "raja/ratu".

"ya kayak yg lo bilang tadi, ini cuma pion kecil..." lanjutnya. "nggak ada artinya. diremehin. nggak diterima keberadaannya sama mereka yg lebih besar dari dia. baru sadar ternyata hidup gw juga gitu Ri. nggak banyak yg mau nerima gw. gw selalu merasa kecil di depan orang lain, termasuk elo."

gw diam, mencoba mencari pembenaran dari kalimatnya.

"emang sih...kadang sesuatu itu tampak indah kalo kita nggak tau apa di balik itu semua. tapi bukan berarti lo bisa nge judge bahwa orang akan nggak nerima lo misalnya dia tau rahasia lo. buat gw, apapun dan gimanapun masa lalu seseorang kemarin, yg gw liat adalah hari ini. karna semua akan selalu sulit kalo kita cuma nilai dari masa lalu."

giliran meva yg diam. matanya tetap sayu menatap pion yg tadi.

"gini deh Meva sayaang......" gw ambil pion yg sejak tadi dipandanginya. "pion ini, memang nggak ada artinya saat ini." gw letakkan di salahsatu petak. "tapi kalo pion ini bisa ngelewati semua ujian untuk bisa sampai di petak terakhir..." gw letakkan dia di petak paling sudut di daerah pertahanan gw. "pion nggak berharga ini bisa bermetamorfosa jadi benteng, kuda atau bahkan jadi menteri."

dan gw mengganti pion itu dengan menteri. meva masih diam.

"sama kayak hidup kita," lanjut gw lagi. "kalo kita bisa bertahan dan ngelewatin semua ujian dalam hidup, suatu saat nanti kita bisa jadi yg lebih hebat dari mereka yg selalu merendahkan kita. kita bisa jadi sesuatu yg berarti buat mereka juga, Va. lo harus tau itu...."


Ya seperti itulah perumpamaan hidup. 

2. Kemudian cerita tentang lukisan.

"Mungkin nggak sih doa di malam ulang tahun tuh dikabulkan sama Tuhan?" Lisa mengaduk lemon tea nya.

"Hmm jelas mungkin lah. Kapanpun mau doa, Tuhan pasti denger kok," gw sok diplomatis.

"Apa cuma sebatas 'didenger' aja?" Lisa nampaknya memberi penekanan bahwa dia ingin gw tau dia punya satu doa yg seharusnya gw juga tau.

"Enggak juga. Pasti dikabulkan kok."

"Tapi kok ada beberapa doa gw yg dikabulkan Tuhan? Dari dulu lho, sampe sekarang."

Gw tertawa pelan. Gw juga sebenernya nggak terlalu paham sama masalah beginian. Harusnya Lisa curhat aja sama ustad. Hehehe.

"Gini deh, gw mau sedikit cerita, boleh?" kata gw dijawab anggukan kepala Lisa. "Mmmh..jadi gini. Suatu hari ada seorang pelukis dan asistennya yg lagi mengerjakan sebuah lukisan di atap gedung. Objek mereka saat itu adalah pemandangan kota dari ketinggian..."

Lisa memperhatikan secara saksama.

"...selesai lukisannya jadi, si pelukis sangat terkagum-kagum dengan hasil yg dia buat. Dia mulai nyoba ngeliat lukisannya dari arah-arah yg berbeda. Hasilnya tetep sama. Lukisan ini sangat indah di matanya, sementara sang asisten cuma senyum sendiri liat si pelukis yg mulai berjalan mundur, mencari sudut pandang yg lain..."

"......."

"...tanpa sadar, si pelukis berjalan ke ujung gedung. Asistennya kebingungan buat memperingatkan si pelukis. Kalau saat itu dia berteriak, si pelukis pasti terkejut dan malah kehilangan keseimbangan. Jadi si asisten segera ngambil pisau dan mulai ngerobek lukisan indah itu. Si pelukis yg heran kemudian berhenti jalan dan menghampiri asistennya. Dia marah besar. Tapi setelah diceritakan kejadian yg sebenernya, si pelukis menangis terharu dan berterimakasih ke asistennya.."

Lisa menatap gw kalem dari balik kacamatanya.

"Jadi gini loh. Kadang, kita ngerasa kita sudah melukis kehidupan kita dengan begitu indah. Tapi tiba-tiba aja Tuhan 'merusak' lukisan kita. Kita kecewa, tapi kita pasti akan mulai melukis lagi lukisan lainnya yg hasilnya pasti akan lebih baik dari lukisan sebelumnya," gw sedikit ngawur. "Percaya deh, Tuhan 'merusak' lukisan kita karena Tuhan tau ada 'lukisan' lain yg lebih indah yg bisa kita buat..."

Lisa terdiam. Gw juga diam. Sama-sama menatap kosong ke cangkir di depan kami. Lisa tampak mencerna cerita gw tadi. Dia mengangguk pelan.

"Oke. Jadi intinya jangan pernah berhenti berdoa sampe kita berhasil membuat guratan indah lukisan kita.." katanya pelan lalu tersenyum.



Yap, seperti itulah hidup, selalu ada hikmah dibalik sesuatu yang tidak mengenakkan untuk kita. Kuncinya? Percayalah kepada rencana-Nya :)


3. Alasan mencintai seseorang, boleh buat referensi jika suatu saat pacar anda menanyakan ini. Hehe


"Lo pasti punya alasan donk kenapa lo bisa segitu cintanya sama Meva?"

Gw menggeleng pelan.

"Kalo lo beneran cinta, gw yakin lo punya alasan untuk itu."

Gw tarik nafas panjang lagi. Jujur gw sulit sekali buat ngejawab pertanyaan Indra.

"Menurut gw semua hal itu butuh alasan. Lo makan karena lo laper, lo minum karena haus, lo tidur karena ngantuk." Lanjut Indra lagi. "Nah sekarang lo sayang sama Meva...lo cinta sama dia...itu juga punya alasannya dong?"

Ah, gw nggak berhasil menemukan kalimat yg tepat.

"Gw suka senyumnya yg manis," kata gw sedikit ragu. "Gw suka jarinya yg lentik. Gw suka caranya bicara ke gw. Gw suka teriakannya yg kadang bikin budek kuping gw. Gw suka setiap gerak tubuhnya. Gw suka bentuk matanya yg agak sipit. Gw suka perhatiannya. Gw suka hidungnya yg mancung dan rambut panjangnya. Gw suka perhatian yg dia kasih. Gw suka karena dia selalu ada nemenin gw. Gw suka semuanya deh....."

"......"

"Ya ya ya...gw suka Meva karena itu."

"......." Sejenak kami berdua diam.

"Tapi itu semua bukan alasan gw mencintainya Ndra," kata gw. "Kalo gw bilang gw cinta Meva karena kecantikannya, maka saat dia tua nanti dan mulai kehilangan kecantikannya, gw nggak akan punya alasan lagi untuk mencintainya."

Sejenak gw menarik nafas.

"Kalo gw katakan gw cinta karena perhatiannya, saat nanti dia nggak perhatian lagi, gw pun nggak punya alasan untuk mempertahankan cinta gw. Kalo gw cinta karena dia selalu ada di samping gw, saat dia mati nanti...tentu nggak akan ada alasan lagi buat gw tetap mencintainya..."

"......"

"Gw cinta Meva, karena gw tulus..."


4. Ada banyak sekali kutipan yang saya sukai dari SK2H ini. Saking banyaknya sampai lupa, hehe. Tetapi ada satu kutipan yang mengena sekali, seperti sebuah jawaban akan pertanyaan saya selama ini.
Kamu tau kenapa tiap kenangan itu terasa indah dan manis?
Meva kernyitkan dahi lalu menggelengkan kepala.
Karena dia nggak akan terulang lagi,” jawab gw. “Itu yg bikin kenangan jadi berarti...”
Ya, itulah sebaris kutipan. Simple, tetapi jawabannya seakan membuat saya tersadar. Yang membuat kita tidak akan pernah lupa akan suatu kenangan adalah karena kenangan itu hanya sekali terjadi, dan membuat kita selalu teringat akan kenangan itu. Karena kenangan indah itu spesial, hanya sekali satu kali, takkan terulang kembali dan akan terkenang seterusnya.

Itulah sedikit share saya sore ini. Bagi yang tertarik membaca, silahkan mumpung cerita ini sudah selesai sehingga anda tidak akan penasaran menunggu update tiap partnya. Haha

Graciaas ^^

Note: Anda mencari ebook Sepasang Kaos Kaki Hitam? Download di sini



#BumiKeLangit

2 comments:

  1. okelah gan... jangan lupa timpuk ane cendol ya...



    ane Pertamax ya... :hammer:

    ReplyDelete
  2. memang menyentuh banget kisahnya

    ReplyDelete