
Waktu itu, rasanya tidak ada beban berat di pundak, berbeda dengan sekarang. Waktu itu, belajar pun masih semangat semangat saja dan masih sempat menyisihkan waktu untuk membaca barang satu atau dua halaman. Tapi, berbeda jauh dengan sekarang. Berbeda 180, bahkan 360 derajat mungkin. Yah, namanya juga perkembangan jaman. Tidak hanya jamannya saja yang berkembang, manusianya juga ikut berkembang.
Masih berbekas saat saat akan LKMU (sebutan TUC waktu itu) setelah pulang sekolah, lalu pergi ke warung makan dan dilanjutkan dengan beribadah di masjid. Masih sregep sregepnya si, jadi semua dijalani begitu saja. Tanpa beban. Tanpa banyak pikiran. Tanpa banyak tanya jawab.
Ujian pun berasa seperti tes biasa, tak terasa juga kalau hari itu adalah hari H-nya, penentuan selama belajar 3 tahun di SMP. Dan alhamdulilah, dapat dilewati dengan sedikit mudah, walau tak dapat rangking. Tak apa, meskipun juga target tak tercapai, setidaknya tidak mepet dan punya sedikit bekal untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya.
Berbeda ya dengan mas sekarang ini, serba sudah. Kalau dulu, jauh jauh hari belum merasa khawatir, belum gugup, sekarang semua itu sedang ku alami. Tak hanya satu, tapi dua sekaligus. Ya Ujian Nasional, ya mencari perkuliahan. Atau kerja saja? Modal apa kerja? Hanya lulusan SMA. Mending kalau STM atau SMK, punya modal.
Rasa rasanya makin tinggi, makin susah. Seolah olah yang duduk disana menyusahkan kami kami yang masih makan bangku sekolah. Tak seperti mereka yang sudah makan bangku dewan. Memang si, harus bisa mandiri (mandi sendiri?). Kuliahan juga kan? Jauh dari orang tua, tak segampang ngrengek begitu saja. Harus bisa membuat prospek sendiri ke depannya. Kita yang kuliah, kita yang nentuin. Sepertinya sudah mulai terasa aura auranya. Ready?
Ya, putih biru berlalu dengan mudah. Hmm, akankah putih abu abu akan juga demikian? Aku harap begitu, lebih mudah kalau bisa. Amin
Bersambung....
Post a Comment